Pemasaran atau Marketing, sebuah ujung tombak dalam sebuah bisnis, perdagangan atau penyediaan jasa komersil. Tanpa adanya dukungan pemasaran yang baik hampir mustahil bidang usaha Anda bisa mendapatkan omset alias laku terjual. Beruntunglah saat ini Anda sudah berada di era modern dimana kebutuhan untuk pemasaran begitu mudah dilakukan.
Mau cetak brosur, banner atau kartu nama? Dimana-mana sudah banyak jasa percetakan. Mau memasarkan produk secara online? Smartphone terjual murah dengan dukungan internet cepat serta fasilitas sosial media yang masih gratis.
Sayangnya masih banyak orang yang belum menyadari betapa pentingnya sebuah pemasaran saat ia bergelut dalam bidang perniagaan dan jasa. Atau mungkin ada yang menyadari bahwa marketing itu penting tetapi masih merasa ada keraguan, merasa keengganan, merasa malas, sayang dengan uang atau rasa-rasa lain yang akhirnya membuat Anda tidak bergerak.
Mulai saat ini cobalah untuk berubah dan pastikan Anda menyadari betul bahwa ada banyak hal yang harus Anda korbankan dan juga Anda rubah saat ingin meraih sukses dalam bisnis.
1. Marketing Butuh Biaya
Masih ada saja orang yang berpikir ingin dagangannya laris namun enggan atau ’eman-eman’ untuk mengeluarkan dana untuk pemasaran. Padahal bisnis Anda terbilang baru dan belum memiliki nama besar. Singkirkan pemikiran semacam ini jika Anda ingin sukses. Semua butuh pengorbanan, sebuah perusahaan besar menggaji besar kepada staff marketingnya karena disadari bahwa tim marketing adalah ujung tombak dalam penjualan.
Anda tidak perlu atau tidak harus membayar ahli marketing karena segala sesuatunya bisa dijalankan sendiri untuk bisnis UKM. Jangan enggan mengeluarkan dana untuk mengikuti program Facebook Ads, mendaftar Google Adwords atau mencetak brosur untuk disebar. Ada banyak contoh unit bisnis yang sukses karena berani menggelontorkan dana untuk kebutuhan marketing.
2. Sadar Untuk Menjadi Ramah
Mungkin Anda adalah seorang yang ‘judes’ aslinya, atau sombong, tidak sering berbicara banyak. Tetapi dalam dunia usaha, kesombongan, judes dan lain-lain dipastikan hanya akan merugikan Anda. Mana ada sih konsumen yang nyaman bertransaksi dengan orang yang tidak ramah. Untuk wirausaha yang dibukakan pikirannya, hasil yang didapat tentu mereka akan berubah drastis untuk menjadi orang ramah.
Sadar karena mereka tidak ingin kehilangan calon konsumen yang potensial. Kesabaran juga penting karena Anda akan menghadapi berbagai macam orang, mulai orang yang ramah, emosional, ‘tulalit’, sampai orang-orang ‘gaje’ (ga jelas).
3. Multitasking
Ketiga dari pelajaran yang harus Anda sadari ketika memasuki dunia usaha adalah menjadi orang yang multitasking. Berbeda dengan seorang karyawan atau pegawai yang hanya mengerjakan tugas-tugas tertentu saja, dalam dunia ini Anda perlu sadar karena Anda harus bertindak sebagai pemilik, pemasar, penjual dan juga menjadi konsultan.
Padahal sebelumnya Anda paling malas ketika harus menjelaskan sebuah permasalahan orang lain, tetapi demi rupiah Anda harus menjadi konsultan, mencari tahu apa yang konsumen inginkan, apa yang konsumen butuhkan dan yang mereka keluhkan. Setelah itu giliran Anda menawarkan produk sebagai jawaban atas apa yang ditanyakan.
4. Sadar Butuh Proses
Sadarlah bahwa segala sesuatu jarang ada yang instan, bahkan membuat Mie Instan saja Anda harus memasak dan mencampur bumbu lebih dahulu. Mungkin sama halnya dalam dunia pemasaran, bahkan dalam pemasaran online sekalipun yang dianggap paling praktis dan cepat.
Apakah Anda pernah mengeluhkan mengapa situs toko online tidak kunjung masuk ke halaman pertama Google? Padahal ahli SEO kelas dunia sekalipun menyatakan bahwa proses menaikan ranking secara organik memerlukan waktu yang tidak sebentar, bisa beberapa minggu bahkan berbulan-bulan.
5. Bermuka Tebal
Semua orang tentu membenci penolakan, tetapi dalam dunia usaha apalagi penjualan Anda rentan mendapatkan penolakan, pembatalan atau sesuatu yang gagal. Dalam dunia sales tentu Anda harus diajarkan bagaimana caranya agar bermuka tebal.
Tidak perlu malu atau marah ketika Anda mendapatkan penolakan. Banyak seller yang akhirnya jatuh karena sebuah penolakan, dan trauma untuk bertransaksi maupun melakukan follow-up kepada calon konsumen. Berat yah? Itulah dunia sales.